kau tak akan bisa mengambil luka dariku
kau tak akan bisa mengambil duri dariku
kau tak akan bisa mengambil jarum dariku
tak kan bisa
terlalu sakit
terlalu dalam
terlalu pedih
sakit
pedih
luka
hampa
saat batu yang kau lempar
ke dasar sungai mimpiku
menjadi gelombang
yang tak kunjung reda
hanya hanya hatiku
yang mampu menghapusnya
aku tetap menungu
sampai gelombang itu hilang
sampai gelombang itu berhenti
sampai gelombang itu mati
aku telah terlalu lama menunggumu
aku terlalu lama menantimu
sendiri di balik sungyi
melihat di balik pelangi
tak hanya menunggu
tak hanya menanti
aku telah mengungjap
aku telah berucap
tak satupun kata yang kau dengar
tak ada satu kata yang kau rasa
tak ada satu kata yang kau anggap
tak ada satu kata yang kau kena
aku terlalu jemu
menanti dan menunggu
semua tindakanmu
semua tingkah lakumu
aku tak kau anggap
aku tak kau rasa
aku tak kau hiraukan
melepuh
meradang
mengelupas
pecah
harus dengan apa aku berkata
harus dengan apa aku berucap
tlah ku lakukan banyak cara
walau itu bukan semua
kini aku hanya ingin usai
mengakhiri cerita bodoh ini
menamati semua omongkosongmu
mengkhatami semua penantianku
aku pergi
tak ingin kembali
tak ingin menoleh lagi
ke arahmu yang tertawa
dengan semua dayangmu
aku akan mengobatinya sendiri
aku tak akan memintanya darimu
aku terlalu lelah meminta
aku hany ingin menutup mata
LUKA
Jumat, 28 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 penjamah dan penanti posting:
Posting Komentar